Dalam bisnis,
menjual adalah satu aktivitas mutiak. Pasti dan
harus dilakukan untuk
memperoleh keuntungan. Narnun, apakah selama ini Anda sudah menjual dengan cara
yang tepat? Atau jangan-jangan, tanpa Anda sadari Anda terjebak dalam
beberapajebakan umum yang serfng terjadi benkut ini?
1. Design Promosi
Bagus Pasti Laku
Prinsip strong
visual memang harus diberlakukan
dalam menjual. Dengan visual yang bagus dan keren, maka setidaknya target
market akan cenderung menjadi lebih
tertank untuk mencari tahu leblh banyak.
Narnun jangan lupa, desain yang bagus
ini juga harus disertai dengan komposisi informasi atau pesan yangjefas (apa
yang akan Anda jual, apa nilai plus yang
Anda tawarkan, dsb). Bahkan tanpa desain yang luar biasa pun (bagus saja), asal
apa yang disampaikanjelas dan bahasanya juga tepat, besar kemungkinan promosi
Anda itu justru akan berhasil.
2. Diskon Membuat
Laris
Semua orang pasti
suka barang diskonan, ini jelas. Narnun, sebenarnya poin pentingnya adalah
value dan produk Anda. Coba amati, yang dicari konsumen biasanya adalah barang
diskon yang terbukti memiliki kualitas balk dan cukup kuat brandnya. Jadi tahap
awal yang sams terus dibenahi sebenarnya adalah produk dan brand kita. Anda
tentu tahu Aqua. Produk
ini justru mulai
diminati konsumen ketika berani menaikkan harga. Pada waktu itu, masyarakat
menganggap karena harganya mahal, pasti kualltasnya juga bagus. Benar saja, Aqua
pun kini merajai pasar.
3. Bahasa Sama
untuk Semua Market
Banyaknya
buku-buku bertema marketing tentu akan membantu membuka pikiran. Narnun,jangan asal
juga dalam menerapkan teorinya, Karena pada faktanya, bahasa
marketing tiap industry berbeda. Program cashback 10%
yang diterapkan
toko elektronik tentu akan berhasil. Narnun jika program itu diterapkan pada jasa
antar jemput anak, misalnya, tentu tidak
akan berhasil. Karena dalam bidang jasa antar jemput anak, kredibilitas Andalah
yang akan menjadi perhatian konsumen, bukan harga.
4. Terus
"Berburu"
Semakin Anda meluangkan banyak waktu untuk
"berburu" konsumen, memprospek banyak orang,maka akan semakin laris pula
bisnis Anda. Di satu sisi, nampaknya memang benar, dan kemungkinannya untuk
berhasil juga ada. Namun kenapa tidak mengolah saja konsumen yang sudah ada?
Stop hunting (setidaknya untuk sementara), start cultivating! Konsumen yang
puas adalah "marketing sales" yang jauh lebih baik (etektif) dari
Anda dan bahkan staf penjuaian terbaik yang Anda pemah miliki.
5. Mencontoh
Kompetitor
Kebanyakan bisnis,
yang memiliki bidang industri yang sama,
biasanya
mirip-mirip. Ini terjadi karena bisnis itu memakai bisnis
lain yang sama sebagai
kiblat Cara publikasinya sama, standar dan metode operasionalnya juga sama,
dan sebagainya. Padahal, kalau Anda ingin bisnis Anda unggul, maka Anda harus menjadi
lain, atau unik. Jika bisnis Anda sama saja dengan bisnis lain di mata
konsumen, kecil kemungkinan bisnis Anda mengalamiterobosan.
6. Daftar Prospek
Usang
Dalam dunia
marketing, ada ungkapan seperti ini: "Emas ada di antara daftar
prospek." Tapi bagaimana jadinya jika daftarnya sudah usang (old), tentu
tidak akan ada emas (gold) di sana. Sayangnya, banyak bisnis terjebak dalam hal ini. Mereka tidak mengupdate
daftar target market. Padahal seharusnya, daftar itu diupdate setidaknya 6
bulan atau 1 tahun sekali.
7. Mengabaikan
After Sales Service
Tujuan akhir
dari menjual sebenarnya bukanlah
barang laku
dan mendapatkan
keuntungan dari sekali transaksi. Lebih dari itu,
yang disasar dalam
marketing sebenamya adalah hubungan dengan konsumen yang balk. Karena itu,
after sales service juga perlu
diperhatikan. Tanyakan apakah ia memiliki masalah dengan barang yang
baru saja ia beli, tawarkan apa yang bisa Anda bantu, dan sebagainya. Semua itu
pada akhirnya akan menciptakan repeat sales atau disebut repeat order.
8.Saya Tidak
Bakat Menjual
Saya tidak pandai
menjual. Marketing itu bukan bakat saya. Ini pemahaman yang salah. Setlap manusia
sebenarnya berbakat dalam "menjual". Sebagai contoh jika kita melamar
pekerjaan. Sadar atau tidak, kita
menjual kemampuan yang kita punya agar bias diterima di perusahaan
tersebut. Contoh lain, ketika Anda baru selesai makan direstoran yang murah dan
rasanya enak. Tentu Anda mempromosikan restoran itu kepada teman atau
saudara. Tanpa sadar,
Anda menjadi seorang marketing untuk restoran tersebut, bukan? Maka dari itu
bakat sebagai marketing sebenarnya sudah ada dari dalam kita sendiri. Tinggal
kita asah.
Dari buku Spirit Motivator cetakan Spirit Graphic Juli 2013
Dari buku Spirit Motivator cetakan Spirit Graphic Juli 2013
0 komentar:
Posting Komentar